PENINGKATAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD KELAS VA
DI SD NEGERI BREBES 03
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
asyamsaidi73@gmail.com
Abstrak
: Seringkali hasil belajar
matematika selalu menunjukkan hasil yang rendah. Rata-rata UAS Gasal 2011/2012 sebesar
63,98. Salah satu faktor rendahnya hasil belajar disebabkan kurangnya inovasi
guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media dan metode yang
tepat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adakah korelasi positif antara
proses dan prestasi belajar dengan Cooperative Learning Model STAD pada materi
bangun datar bagi peserta didik kelas VA di SDN Brebes. Penelitian
mengambil pembelajaran dengan kompetensi dasar sifat bangun datar pada peserta
didik kelas VA SD Negeri Brebes 03. Dari
hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata yang dicapai oleh peserta didik
sebelum diberi tindakan (Prasiklus) sebesar 61 dengan angka ketuntasan 37%. Dari
tes akhir siklus I diperoleh rerata 67,60 dengan angka ketuntasan 44%. Walaupun
terdapat kenaikan rerata dan ketuntasan perlu diadakan siklus II. Siklus II
diperoleh data rerata 82,14 dengan angka
ketuntasan 90,47% yang berada dalam kategori amat baik. Dari data kualitatif
diperoleh juga perubahan perilaku positif peserta didik dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil tindakan siklus I dan siklus II dapat diperoleh kesimpulan bahwa
proses pembelajaran koperative learning model STAD dapat meningkatkan pada
pembelajaran matematika kompetensi dasar sifat bangun datar kelas VA.
Kata Kunci : STAD, peningkatan prestasi, motivasi, perubahan
perilaku.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP 2006:1-3).
Salah
satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai rendahnya
mutu pendidikan atau output yang
dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi
kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak
memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan
keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan
pendidikan.
SD Negeri Brebes 03 merupakan sekolah yang berstatus RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Kondisi sekolah yang demikian telah
menuntut seluruh jajaran terkait, baik tenaga pendidik, kependidikan, maupun
sumber daya manusianya (peserta didik) dapat menggunakan seluruh perangkat
pembelajaran termasuk model dan strategi pembelajaran sehingga rata-rata hasil
belajar dapat maksimal dan berprestasi. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum
cukup untuk menghasilkan perubahan.
Belum
maksimalnya hasil belajar dapat dilihat dari hasil ulangan yang diperoleh peserta
didik kelas VA tahun pelajaran 2011/2012.
Data Ulangan Harian dan
UAS
|
Jumlah Peserta didik
|
Rata-rata
|
Jumlah Siswa Nilai >
70 (KKM)
|
Persentase Tuntas
Belajar
|
Persentase Tidak Tuntas
Belajar
|
UH I
|
41
|
62.44
|
15
|
37 %
|
63 %
|
UH II
|
41
|
65.85
|
13
|
49 %
|
51 %
|
UAS Gasal
|
41
|
63.98
|
10
|
29 %
|
71 %
|
Dari tabel
nilai di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik kelas VA pada
tahun pelajaran 2011/2012 belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
diharapkan. Rata-rata dari beberapa ulangan masih di bawah nilai ketuntasan
walaupun lebih dari 60. Selain itu dari jumlah peserta didik yang mengikuti
ulangan persentese ketuntasan belum mencapai 75 %.
Faktor yang
menyebabkan nilai ulangan matematika rendah adalah kurangnya inovasi guru pada
saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru cenderung melakukan kegiatan
pembelajaran tanpa mempersiapkan perangkat pembelajan yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang diajarkan. Bahkan guru sering melakukan pembelajaran
tanpa menggunakan media dan metode yang tepat, sehingga pembelajaran yang
dilakukan terasa hanya pemindahan pengetahuan (transfer knowledge).
Berdasarkan
alasan dan latar belakang di atas maka diangkat rumusan masalah penelitian ini
adalah: (1) bagaimana proses pembelajaran Matematika pada materi bangun datar
melalui Cooperative
Learning Model STAD
Peserta didik Kelas VA di
SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012? (2) bagaimana peningkatan kemampuan Matematika pada
materi bangun datar melalui Cooperative
Learning Model STAD
Peserta didik Kelas VA di
SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012? (3) bagaimana perubahan perilaku peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03 setelah melaksanakan
pembelajaran Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD?
Untuk
mengatasi rumusan masalah di atas maka
diperlukan upaya mengatasi masalah di atas dengan beberapa langkah, antara lain
(1) penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi, misalnya
dengan Cooperative Learning Model STAD, (2) menyampaikan motovasi belajar
melalui penjelasan tujuan, indikator dan kemanfaatan mempelajari suatu materi,
dan (3) pemberian tugas yang menantang peserta didik sehingga kreativitas
berpikir peserta didik akan terasah.
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsi proses pembelajaran,
dan peningkatan kemampuan Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD Peserta didik Kelas VA di
SD Negeri Brebes 03, serta mendeskripsi
perubahan perilaku peserta didik Kelas VA
di SD Negeri Brebes 03 setelah melaksanakan pembelajaran
Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative
Learning Model STAD.
Dari
penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat bagi perkembangan
pendidikan, baik manfaat secara teoretis maupun manfaat secara praktis. Manfaat
penelitian sebagai berikut.
(1) Manfaat Teoretis, Penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan yang bermakna bagi guru dan pemangku kebijakan (stakehoders) dalam meningkatkan kemampuan matematika peserta didik
dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning
Model STAD,. Selain itu, penelitian ini juga
menambah khazanah penelitian bidang pendidikan dan memberikan sumbangan ide
untuk mengembangkan teori pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.
(2) Manfaat Praktis
Bagi
guru, penelitian ini memberi manfaat, yaitu (1) sebagai umpan balik untuk
melakukan perbaikan dalam pembelajaran menulis argumentasi, (2) sebagai masukan
dan alternatif mengenai penerapan Cooperative
Learning Model STAD dalam pembelajaran Matematika pada
materi bangun datar melalui di sekolah, dan (3) sebagai bahan untuk memotivasi peserta
didik dalam pembelajaran Matematika pada materi bangun datar
Bagi
peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk (1) menarik minat peserta didik
untuk melakukan pembelajaran Matematika, (2) membantu pencapaian indikator
kompetensi dasar Matematika pada materi bangun datar, dan (3) melatih peserta
didik agar terbiasa menemukan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
Bagi
sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk (1) meningkatkan kualitas dan prestasi
peserta didik, khususnya pada mata pelajaran matematika, dan (2) sebagai
pedoman mengevaluasi kemampuan matematika peserta didik.
Bagi
peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk (1) mengembangkan model pembelajaran
Matematika melalui Cooperative
Learning Model STAD,
dan (2) meningkatkan kemampuan dan prestasi untuk turut memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan, khususnya mata pelajaran matematika.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
Kajian Pustaka
Sari (2010)
dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Kimia Materi
Senyawa dan Persamaan Reaksi Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Model
STAD Peserta didik Kelas X.1 SMA 1 Blora Semester 1 tahun 2010/2011.
Mengkaji tentang Kimia materi senyawa dan persamaan reaksi melalui pembelajaran
Cooperative Learning Model STAD untuk meningkatkan minat dan hasil belajar kimia. Hasil penelitiannya
menunjukkan terjadi peningkatan minat dan hasil
belajar kimia pada peserta didik. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata peserta didik hasil pembelajaran pada prasiklus
yang hanya mencapai sebesar 53,90, kemudian meningkat pada siklus I menjadi
sebesar 72,40. Pada pembelajaran siklus II, nilai rata-rata peserta didik
kembali meningkat menjadi sebesar 78,50. Dengan demikian, kemampuan peserta
didik mengalami peningkatan sebesar yang cukup signifikan sampai pada siklus
II.
Persamaan penelitian
Sari dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan motivasi dan
prestasi belajar peserta didik dan desain penelitian tindakan kelas.
Perbedaannya terletak pada materi yang diambil tindakan. Penelitian Sari
mengenai kimia materi
senyawa dan persamaan reaksi. Sementara itu, penelitian ini berkenaan matematika materi bangun datar.
Relevansi penelitian
Sari dengan penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan belajar kemampuan matematika pada materi
bangun datar dapat ditingkatkan
dengan menggunakan melalui
Cooperative Learning model STAD.
Hakikat Belajar dan Belajar Matematika
Winkel (1991:36) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas
mentalis psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai
sikap.
Selanjutnya Sudjana (1991:5) berpendapat bahwa belajar adalah
sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan
kelakuan yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak
hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,
pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri.
Sukahar (1992: 3) mempunyai pendapat tersendiri, belajar
matematika pada hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide,
struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak
ada artinya kalau hanya dihafalkan saja. Belajar matematika baru bermakna bila
dimengerti
Sementara itu Hudoyo (2003) berpendapat, seseorang
dikatakan belajar bila diasumsikan bahwa di dalam diri orang itu terjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Tidak semua
perubahan sikap dan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang terjadi
karena proses belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar memiliki
ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah: (1) perubahan itu terjadi secara
sadar, (2) perubahan itu bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan itu
bersifat positif dan aktif, (4) perubahan itu bukan bersifat sementara, (5)
perubahan itu memiliki tujuan dan terarah dan (6) perubahan itu mencakup
seluruh aspek tingkah laku. ciri pokok belajar adalah sebagai proses perubahan
perilaku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman
Berbeda dengan di atas, Gagne (dalam Tasfirani 2008:17),
merumuskan belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway (dalam Tasfirani, 2008:17)
mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah pengerahan segala kemampuan sesorang untuk mendapat
perubahan kemampuan positif dalam diri sesorang. Pengerahan kemampuan tersebut
dilakukan dengan gerak sadar yang terorganaisir.
Strategi Pembelajaran Matematika
Strategi
pembelajaran adalah siasat atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru
untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagi tercapainya
tujuan pembelajaran. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
segala upaya penataan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Sehingga guru perlu memberi dorongan
kepada peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan
(Winataputra et al 1992: 10).
Selanjutnya
masih menurut Winataputra et al (1992: 97-98), bahwa dalam pembelajaran
matematika hendaklah dipilih strategi pembelajaran yang dapat melibatkan
peserta didik secara aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun
sosial. Konsep-konsep matematika hendaknya tidak diajarkan melalui definisi,
tetapi melalui contoh-contoh yang relevan yang melibatkan konsep-konsep
tertentu. Konsep-konsep itu hendaknya dijamin sudah terbentuk dalam pikiran peserta
didik.
Selaras
dengan pendapat di atas, Hudoyo (1998: 6), bahwa pembelajaran matematika
menurut pandangan konstruktivis adalah membantu peserta didik untuk membangun
konsep-konsep / prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui
proses internalisasi, sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali.
Transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi
itu mudah terjadi bila pemahaman timbul karena terbentuknya skemata pada benak
peserta didik.
Soedjadi
(1999: 102), yang dimaksud peserta didik aktif belajar adalah: (1) optimalisasi
interaksi antar unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran dan (2)
optimalisasi keikutsertaan seluruh sense (indera, emosi, karsa, karya dan
nalar) peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Pendekatan
dan strategi pembelajaran matematika hendaklah mengikuti paedagogik secara
umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke
kompleks dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
Dengan demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dalam matematika, seyogyanya
ditemukan kembali oleh si pebelajar di bawah bimbingan guru (guided
re-invention). (Depdiknas, 2002: 4).
Dari uraian
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam memilih strategi
pembelajaran matematika hendaklah: (1) dapat mengaktifkan peserta didik dalam
belajar untuk menemukan konsep/prinsip/rumus/algoritma matematika di bawah
bimbingan guru, (2) dimulai dari konkret ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari
sederhana ke kompleks dan dari masalah kontekstual yang dekat dengan lingkungan
peserta didik ke masalah yang universal (3) menjadikan pemecahan masalah
sebagai pusat pembelajaran dan (4) melibatkan berbagai pengalaman/pengetahuan
yang sudah dimiliki peserta didik.
Pembelajaran Cooperatif Model STAD
Student Teams
Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam
pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai
menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode
pembelajaran kooperatif yang efektif.
Berikut ini
uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement
Division (STAD).
1.
Pengajaran, setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai
dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan
latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian
materi pelajaran.
2.
Belajar Kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan
guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Peserta
didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan
yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
3.
Kuis, kuis diberikan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh peserta
didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai
perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4.
Penghargaan Kelompok, langkah selanjutnya pada kegiatan ini adalah menghitung
nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau
penghargaan kelompok yang lain.
Kerangka Berpikir
Matematika
sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan,
simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep-konsep matematika haruslah dipahami
oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir
orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis,
kritis dengan penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model
pembelajaran matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak
terutama pada anak-anak usia SD. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para
guru dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya,
merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam
penelitian ini adalah pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan matematika pada materi bangun datar kelas VA di
SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksakan di SD Negeri Brebes 03, sebagai subjek penelitian peserta didik kelas VA semester
1 tahun 2011/2012. Subjek tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa sekolah
ini mewakili karakteristik lingkungan sebagian besar Sekolah Dasar di Kabupaten
Brebes. Dengan menggunakan pembelajaran koperatif model STAD. Jumlah subjek 42
anak yang terdiri 20 laki-laki dan 22
perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan sejak April sampai Juli 2012.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode PTK yang
terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah tiap siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan/observasi dan
refleksi (reflection).
Penelitian ini mengambil indikator keberhasilan dari nilai
tes tiap siklus pengamatan kerja siswa dalam bentuk lembar observasi. Indikator
keberhasilan akan dicapai jika :
1. nilai tes dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
2. hasil tes siklus mencapai rata-rata lebih dari 70
sebagai KKM Matematika,
3. Peserta didik yang tuntas lebih dari 75 %.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik observasi data kualitatif dan hasil ulangan tertulis tiap siklus
baik secara individu maupun kelompok sebagai penilaian data kuantitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari ulangan sebanyak 2 kali secara individu. Sedangkan
data kualitatif diperoleh dari pengamatan tiap siklus sebagai data nontes.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian
Hasil tes awal
atau prasiklus di mana rata-rata tes awal adalah 61,79 (kurang dari KKM)
Matematika kelas V A tahun pelajaran 2011/2012 adalah 70 dengan persentase
ketuntasan sebesar 38,46 % dari 42 siswa yang tuntas hanya 15 siswa.
Tabel
4 Analisis Data Prasiklus
Jumlah Siswa
|
Siswa Tuntas
|
Siswa Tidak Tuntas
|
Rerata
|
Persentase Ketuntasan
|
Persentase Ketidak tuntasan
|
Nilai Tertinggi
|
Nilai Terendah
|
42
|
15
|
27
|
61,79
|
38,46%
|
61,54%
|
80
|
30
|
Rendahnya
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor di antaranya, guru kurang kreatif dalam menggunakan media
dan metode pembelajaran, ketika mengajarkan materi Matematika, guru
cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang
kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), RPP ini digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I. Pada awal siklus I guru menyampaikan
apersepsi dan motivasi pembelajaran serta
menyampaikan tujuan pembelajaran. Materi bangun datar yang disajikan
pada siklus I meliputi : segitiga, persegi, persegi panjang, trapesium dan
jajargenjang. Dengan LKPD yang dibagikan tiap kelompok dan tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.
Tabel 5 Analisis
Data Siklus I
Jumlah Siswa
|
Tidak hadir
|
Siswa Tuntas
|
Siswa Tidak Tuntas
|
Rerata
|
Persentase Ketuntasan
|
Persentase Ketidak tuntasan
|
Nilai Tertinggi
|
Nilai Terendah
|
42
|
1
|
22
|
19
|
67,60
|
43,90
|
56,10
|
70
|
24
|
Gambar 1 Guru sedang mengamati kerja kelompok
peserta didik
Hasil Tindakan
Siklus II
Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat guru melakukan penelitian siklus II sama seperti yang dilakukan
pada siklus I. Pada awal
siklus II siswa dikondisikan agar lebih siap dalam proses pembelajaran.
Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
pembelajaran dengan mempertanyakan
materi sebelumnya dan kesan kerja kelompok pada siklus I. Guru menyampaikan
perbaikan-perbaikan kerja kelompok agar mendapatkan hasil yang optimal.
Selanjutnya setelah dibagi dalam beberapa kelompok, tiap kelompok diminta untuk
mengamati gambar bangun datar yang meliputi belah ketupat,
layang-layang, lingkaran dan elips. dan
mengerjakan tugas pada
lembar kerja peserta didik (LKPD) dan
kemudian mempresentasikan hasil pengamatan dan tugas pada lembar kerja peserta didik (LKPD).
Bersama mitra peneliti, guru mengamati kegiatan diskusi dan
aktivitas presentasi siswa selama berlangsungnya pembelajaran
Gambar 2 Peserta didik sedang
mempresentasikan hasil kerja kelompok
Dari hasil tes siklus II diperoleh data nilai.
Jumlah Siswa
|
Siswa Tuntas
|
Siswa Tidak Tuntas
|
Rerata
|
Persentase Ketuntasan
|
Persentase Ketidak tuntasan
|
Nilai Tertinggi
|
Nilai Terendah
|
42
|
39
|
3
|
82,14
|
90,47
|
9,53
|
100
|
60
|
Pembahasan Hasil Penelitian
Data Kuantitatif
Siklus I
Berdasarkan
hasil nilai tes siklus I diperoleh rata-rata 67,60 dengan persentase ketuntasan
klasikal 43,90% dan persentase
ketidaktuntasan klasikal 56,10%. Dari data di atas pada siklus I mengalami
peningkatan persentase ketuntasan dari prasiklus sebesar 5,44%. Banyaknya peserta didik yang mengalami
ketuntasan juga semakin bertambah menjadi 22 peserta didik dari sebelumnya
hanya 15 peserta didik.
Walaupun setelah dilakukan tindakan
pembelajaran dengan coperative learning model STAD terdapat peningkatan bahkan masuk dalam
kategori cukup, tetapi hasilnya belum memuaskan. Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan kegiatan berikutnya
pada siklus II.
Siklus II
Berdasarkan
hasil nilai tes siklus II diperoleh rata-rata 82,14 dengan persentase
ketuntasan klasikal 90,47% dan persentase
ketidaktuntasan klasikal 9,53%. Dari data di atas pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut pada persentase ketuntasan
dari siklus I sebesar 46,57%%. Begitu
juga banyaknya peserta didik yang mengalami ketuntasan juga semakin bertambah
menjadi 39 peserta didik dari sebelumnya 22 peserta didik.
Jenis tagihan
|
Rata-rata
|
Tertinggi
|
Terendah
|
Persentase Ketuntasan
|
Persentase Ketidaktuntasan
|
Prasiklus
|
61,79
|
80
|
30
|
38,46%
|
61,54%
|
Siklus I
|
67,60
|
70
|
24
|
43,90%
|
56,10%
|
Siklus II
|
82,14
|
100
|
60
|
90,47%
|
9,53
|
Diagram
1 Hasil Belajar Penelitian
Dari uraian siklus I dan siklus II dapat diambil simpulan
bahwa penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu
rata-rata klasikal telah memenuhi 70,00 dan banyaknya peserta didik yang
mengalami ketuntasan lebih dari 75%. Dengan demikian pembelajaran koperatif
model STAD dapat meningkat prestasi belajar matematika pada materi bangun datar
kelas VA di SD Negeri Brebes 03 tahun 2011/2012.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk
menganalisis data nontes berdasarkan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Data kualitatif diperoleh melalui, angket, lembar pengamatan
diskusi, wawancara, catatan harian guru dan siswa.
a. Angket
Tabel 8 Hasil Analisis Angket Proses
Pembelajaran Matematika
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
||
Ya
|
Jarang
|
Tidak
|
||
1
|
Apakah
anda senang mempelajari Matematika?
|
55%
|
|
45%
|
2
|
Jika
guru sedang menerangkan pelajaran Matematika
apakah anda selalu memperhatikan?
|
71%
|
29%
|
|
3
|
Dalam
mengikuti pelajaran Matematika
apakah anda dapat memusatkan perhatian dengan baik?
|
60%
|
40
|
|
4
|
Apakah
anda aktif bertanya, bila penjelasan guru kurang jelas?
|
62%
|
31%
|
7%
|
5
|
Jika
menemukan kesulitan dalam mempelajari Matematika apakah anda menanyakan kepada guru?
|
76%
|
19%
|
5%
|
6
|
Apakah
pelajaran Matematika
lebih anda utamakan daripada pelajaran yang lain?
|
33%
|
|
67%
|
7
|
Apakah
anda senang membaca buku buku yang berhubungan dengan Matematika?
|
10%
|
19%
|
71%
|
8
|
Apakah
anda selalu membuat rangkuman atau mencatat materi yang penting dari guru?
|
59%
|
31%
|
10%
|
9
|
Apakah anda selalu berusaha melengkapi catatan yang
belum selesai dengan meminjam catatan dari teman
|
62%
|
33%
|
5%
|
10
|
Apakah
anda merasa senang jika diberi tugas rumah tentang pelajaran Matematika?
|
43%
|
|
57%
|
11
|
Apakah
pelajaran Matematika
menurut anda merupakan pelajaran yang sulit?
|
59%
|
|
41%
|
12
|
Apakah anda merasa rugi jika anda tidak mengikuti
pelajaran Matematika?
|
81%
|
|
19%
|
13
|
Apakah
anda merasa senang jika guru mata pelajaran Matematika berhalangan hadir di
kelas?
|
40%
|
|
60%
|
14
|
Jika
anda diberi tugas Matematika
oleh guru apakah anda berusaha mengerjakannya?
|
83%
|
17%
|
|
15
|
Apakah
anda selalu mengerjakan tugas tugas Matematika dengan percaya diri?
|
40%
|
48%
|
12%
|
16
|
Jika
teman anda mendapatkan nilai yang baik, apakah anda berusaha untuk mendapatkan nilai seperti teman anda?
|
100%
|
|
|
17
|
Apakah
anda berusaha membaca buku pelajaran Matematika sebelum guru menerangkannya?
|
17%
|
17%
|
64%
|
18
|
Apakah
anda mempelajari pelajaran Matematika
kembali yang telah diterangkan guru di kelas?
|
57%
|
33%
|
10%
|
19
|
Apakah
anda mempelajari Matematika
pada saat ulangan saja?
|
26%
|
14%
|
60%
|
20
|
Apakah
anda selalu belajar Matematika
dengan teratur di rumah?
|
79%
|
21%
|
|
Berdasarkan hasil angket di atas maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika disenangi oleh para siswa 55%,
perhatian siswa terhadap mata pelajaran
Matematika 71% menanyakan materi yang sulit 63%, Matematika bukan
merupakan mata pelajaran yang sulit 59%,
siswa merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran Matematika 81%, dan
kemauan belajar mata pelajaran Matematika di rumah 79%.
b. Diskusi
Tabel 10 Hasil Analisis Pengamatan Diskusi.
No.
|
Jumlah Siswa
|
Aktivitas Peserta
|
Sangat Baik
|
Baik
|
Cukup
|
1
|
42
|
Kemampuan bertanya
|
33%
|
36%
|
31%
|
2
|
42
|
Kemampuan mengemukakan
pendapat
|
48%
|
21%
|
31%
|
3
|
42
|
Keaktifan
diskusi
|
43%
|
29%
|
29%
|
4
|
42
|
Kerjasama
|
43%
|
31%
|
26%
|
Hasil analisis pengamatan
diskusi menunjukkan bahwa target penelitian sudah tercapai. Peserta didik yang
tergolong kategori sangat baik dan baik untuk kemampuan bertanya 69%. Sementara
kemampuan mengemukakan pendapat 69%, sedangkan keaktifan diskusi 72% , serta
kerjasama antarsiswa dalam berdiskusi
74%.
c. Pedoman Catatan Harian
Guru
Catatan harian
guru diisi oleh peneliti setiap pembelajaran siklus I dan siklus II selesai.
Instrumen catatan harian guru berisi kesan peneliti terhadap (1) keaktifan
siswa dalam pembelajaran coperative learning model STAD, (2) tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3)
respons siswa terhadap selama proses pembelajaran berlangsung, (4) Suasana
pembelajaran, dan (5) kepercayaan diri siswa pada saat membacakan hasil
diskusi
Hasil catatan
harian guru menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif hal itu ditunjukkan
banyaknya siswa yang bertanya pada materi yang sulit, tingkah laku siswa selama
proses pembelajaran serius, senang dan bersemangat tetapi masih ada yang
bergurau, respons terhadap tugas kelompok sebagian besar baik terutama ketika
mengerjakan tugas, suasana pembelajaran juga kondusif dan siswa sebagian besar
percaya diri pada saat pembacaan diskusi.
d. Catatan Harian siswa
Catatan
harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara peneliti menyampaikan
pembelajaran. Catatan harian siswa digunakan
peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara peneliti menyampaikan
materi pembelajaran bangun datar dengan coperative learning model STAD.
Peneliti dapat memperoleh data secara jujur dan objektif dari siswa tentang
kekurangan dan kelebihan pembelajaran coperative learning model STAD.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran Coperative learning model STAD dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik di SD Negeri Brebes 03. Hal ini ditunjukkan
adanya kenaikan persentase ketuntasan yang signifikan 43,90% pada siklus I dan
90,47% pada siklus II, (2) penerapan model pembelajaran Coperative learning model STAD dapat
dijadikan sebagai alternatif dalam rangka mengembangkan pembelajaran cooperatif
(kerjasama kelompok) untuk mata
pelajaran Matematika, (3) penggunaan pembelajaran Coperative learning model
STAD dapat meningkatkan kerjasama antarpeserta didik, tanggung jawab dan
disiplin setiap individu, dan (4) penggunaan pembelajaran Coperative learning
model STAD dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik
baiksecara individu maupun kelompok.
Saran
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan dunia pendidikan terutama pendidikan dasar. Sekolah hendaknya
dapat mendorong dan memfasilitasi guru agar terrmotivasi untuk selalu berusaha
mengembangkan model dan media pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga pada
akhirnya pembelajaran menjadi bermakna.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung. Wacana
Prima.
BSNP, 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
BSNP, 2007. Standar
Proses. Jakarata : BSNP
Depdiknas, 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Yang
Efektif. Yogyakarta.
Hudoyo, Herman, 1988. Mengajar Matematika. Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, P2LPTK Jakarta.
Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang :Universitas
Negeri Malang.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar
kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika
untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Suherman,
Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Penerbit JICA- Universitas
Pendidikan Indonesia.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean
Piaget. Yogyakarta. Kanisius.
Winataputra, U.S. dan
Rosita, T. 1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.
Sukahar?
Winkel?
Sudjana?
Lampiran
CURRICULUM VITAE
1. Nama : AKHMAD SYAMSAIDI, S.Pd.
2. NIP : 19730501 199903 1 006
3. Tempat, tgl lahir : Brebes, 1 Mei 1973
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Pangkat/Gol. Datar : Penata,
III c
6. Jabatan : Guru
7. Unit kerja : SD Negeri Brebes 03
8. Alamat unit kerja : Jln. Jend, Sudirman 173 Brebes
Telepon/Fax : (0283) 671040
Website : www.sdnbrebes03.sch.id
9. Alamat rumah : Jln. KH. Mukhtar 60 Pasarbatang Brebes
Ponsel : 085727555255 / 081390037568
Email : asyamsaidi@yahoo.com
10. Riwayat Pendidikan :
1. MI Raudlatutholibin Brebes (1985)
2.
MTs Negeri Brebes (1988)
3.
SMAN I Brebes (1991)
4.
D2 PGSD IKIP Semarang (1997)
5.
S1 Pendidikan Matematika UNNES (2004)
11. Pengalaman Penelitian yang relevan : Tugas Akhir S 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar