Minggu, 02 Februari 2014

PTK



PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD  KELAS VA
DI SD NEGERI BREBES 03 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2011/2012    
Akhmad Syamsaidi
asyamsaidi73@gmail.com
Abstrak : Seringkali hasil belajar matematika selalu menunjukkan hasil yang rendah. Rata-rata UAS Gasal 2011/2012 sebesar 63,98. Salah satu faktor rendahnya hasil belajar disebabkan kurangnya inovasi guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media dan metode yang tepat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adakah korelasi positif antara proses dan prestasi belajar dengan Cooperative Learning Model STAD pada materi bangun datar bagi peserta didik kelas VA di SDN Brebes. Penelitian mengambil pembelajaran dengan kompetensi dasar sifat bangun datar pada peserta didik kelas VA SD Negeri  Brebes 03. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata yang dicapai oleh peserta didik sebelum diberi tindakan (Prasiklus) sebesar 61 dengan angka ketuntasan 37%. Dari tes akhir siklus I diperoleh rerata 67,60 dengan angka ketuntasan 44%. Walaupun terdapat kenaikan rerata dan ketuntasan perlu diadakan siklus II. Siklus II diperoleh data  rerata 82,14 dengan angka ketuntasan 90,47% yang berada dalam kategori amat baik. Dari data kualitatif diperoleh juga perubahan perilaku positif peserta didik dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil tindakan siklus I dan siklus II dapat diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran koperative learning model STAD dapat meningkatkan pada pembelajaran matematika kompetensi dasar sifat bangun datar kelas VA.

Kata Kunci : STAD, peningkatan prestasi, motivasi, perubahan perilaku.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP 2006:1-3).
Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai rendahnya mutu  pendidikan atau output yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan pendidikan.
SD Negeri Brebes 03 merupakan sekolah yang berstatus RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Kondisi sekolah yang demikian telah menuntut seluruh jajaran terkait, baik tenaga pendidik, kependidikan, maupun sumber daya manusianya (peserta didik) dapat menggunakan seluruh perangkat pembelajaran termasuk model dan strategi pembelajaran sehingga rata-rata hasil belajar dapat maksimal dan berprestasi. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk menghasilkan perubahan.
Belum maksimalnya hasil belajar dapat dilihat dari hasil ulangan yang diperoleh peserta didik kelas VA tahun pelajaran 2011/2012.
                                                                                           
Data Ulangan Harian dan UAS
Jumlah Peserta didik
Rata-rata
Jumlah Siswa Nilai > 70 (KKM)
Persentase Tuntas Belajar
Persentase Tidak Tuntas Belajar
UH I
41
62.44
15
37 %
63 %
UH II
41
65.85
13
49 %
51 %
UAS Gasal
41
63.98
10
29 %
71 %

Dari tabel nilai di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik kelas VA pada tahun pelajaran 2011/2012 belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Rata-rata dari beberapa ulangan masih di bawah nilai ketuntasan walaupun lebih dari 60. Selain itu dari jumlah peserta didik yang mengikuti ulangan persentese ketuntasan belum mencapai 75 %.
Faktor yang menyebabkan nilai ulangan matematika rendah adalah kurangnya inovasi guru pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru cenderung melakukan kegiatan pembelajaran tanpa mempersiapkan perangkat pembelajan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Bahkan guru sering melakukan pembelajaran tanpa menggunakan media dan metode yang tepat, sehingga pembelajaran yang dilakukan terasa hanya pemindahan pengetahuan (transfer knowledge).
Berdasarkan alasan dan latar belakang di atas maka diangkat rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses pembelajaran Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD Peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012? (2) bagaimana peningkatan kemampuan Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD Peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012? (3) bagaimana perubahan perilaku peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03 setelah melaksanakan pembelajaran Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD?
Untuk mengatasi  rumusan masalah di atas maka diperlukan upaya mengatasi masalah di atas dengan beberapa langkah, antara lain (1) penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi, misalnya dengan Cooperative Learning Model STAD, (2) menyampaikan motovasi belajar melalui penjelasan tujuan, indikator dan kemanfaatan mempelajari suatu materi, dan (3) pemberian tugas yang menantang peserta didik sehingga kreativitas berpikir peserta didik akan terasah.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsi proses pembelajaran, dan peningkatan kemampuan Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD Peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03, serta mendeskripsi perubahan perilaku peserta didik Kelas VA di SD Negeri Brebes 03 setelah melaksanakan pembelajaran Matematika pada materi bangun datar melalui Cooperative Learning Model STAD.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat bagi perkembangan pendidikan, baik manfaat secara teoretis maupun manfaat secara praktis. Manfaat penelitian sebagai berikut.
(1) Manfaat Teoretis,  Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermakna bagi guru dan pemangku kebijakan (stakehoders) dalam meningkatkan kemampuan matematika peserta didik dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning Model STAD,. Selain itu, penelitian ini juga menambah khazanah penelitian bidang pendidikan dan memberikan sumbangan ide untuk mengembangkan teori pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.
(2) Manfaat Praktis
Bagi guru, penelitian ini memberi manfaat, yaitu (1) sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran menulis argumentasi, (2) sebagai masukan dan alternatif mengenai penerapan Cooperative Learning Model STAD dalam pembelajaran Matematika pada materi bangun datar melalui di sekolah, dan (3) sebagai bahan untuk memotivasi peserta didik dalam pembelajaran Matematika pada materi bangun datar
Bagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk (1) menarik minat peserta didik untuk melakukan pembelajaran Matematika, (2) membantu pencapaian indikator kompetensi dasar Matematika pada materi bangun datar, dan (3) melatih peserta didik agar terbiasa menemukan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk (1) meningkatkan kualitas dan prestasi peserta didik, khususnya pada mata pelajaran matematika, dan (2) sebagai pedoman mengevaluasi kemampuan matematika peserta didik.
Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk (1) mengembangkan model pembelajaran Matematika melalui Cooperative Learning Model STAD, dan (2) meningkatkan kemampuan dan prestasi untuk turut memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya mata pelajaran matematika.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Pustaka
Sari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Minat dan Hasil  Belajar Kimia Materi Senyawa dan Persamaan Reaksi Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Peserta didik Kelas X.1 SMA 1 Blora Semester 1 tahun 2010/2011. Mengkaji tentang Kimia materi senyawa dan persamaan reaksi melalui pembelajaran Cooperative Learning Model STAD untuk meningkatkan minat dan hasil  belajar kimia. Hasil penelitiannya menunjukkan terjadi peningkatan minat dan hasil  belajar kimia pada peserta didik. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata peserta didik hasil pembelajaran pada prasiklus yang hanya mencapai sebesar 53,90, kemudian meningkat pada siklus I menjadi sebesar 72,40. Pada pembelajaran siklus II, nilai rata-rata peserta didik kembali meningkat menjadi sebesar 78,50. Dengan demikian, kemampuan peserta didik mengalami peningkatan sebesar yang cukup signifikan sampai pada siklus II.
Persamaan penelitian Sari dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan motivasi dan prestasi belajar peserta didik dan desain penelitian tindakan kelas. Perbedaannya terletak pada materi yang diambil tindakan. Penelitian Sari mengenai kimia materi senyawa dan persamaan reaksi. Sementara itu, penelitian ini berkenaan matematika materi bangun datar. 
Relevansi penelitian Sari dengan penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan belajar kemampuan matematika pada materi bangun datar dapat ditingkatkan dengan menggunakan melalui Cooperative Learning model STAD.
Hakikat Belajar dan Belajar Matematika
Winkel (1991:36) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mentalis psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.
Selanjutnya Sudjana (1991:5) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan kelakuan yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri.
Sukahar (1992: 3) mempunyai pendapat tersendiri, belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan saja. Belajar matematika baru bermakna bila dimengerti
Sementara itu Hudoyo (2003) berpendapat, seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan bahwa di dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Tidak semua perubahan sikap dan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena proses belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar  adalah: (1) perubahan itu terjadi secara sadar, (2) perubahan itu bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan itu bersifat positif dan aktif, (4) perubahan itu bukan bersifat sementara, (5) perubahan itu memiliki tujuan dan terarah dan (6) perubahan itu mencakup seluruh aspek tingkah laku. ciri pokok belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman
Berbeda dengan di atas, Gagne (dalam Tasfirani 2008:17), merumuskan belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway (dalam Tasfirani, 2008:17) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah pengerahan segala kemampuan sesorang untuk mendapat perubahan kemampuan positif dalam diri sesorang. Pengerahan kemampuan tersebut dilakukan dengan gerak sadar yang terorganaisir.
Strategi Pembelajaran Matematika
Strategi pembelajaran adalah siasat atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai segala upaya penataan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Sehingga guru perlu memberi dorongan kepada peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan (Winataputra et al 1992: 10).
Selanjutnya masih menurut Winataputra et al (1992: 97-98), bahwa dalam pembelajaran matematika hendaklah dipilih strategi pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Konsep-konsep matematika hendaknya tidak diajarkan melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan yang melibatkan konsep-konsep tertentu. Konsep-konsep itu hendaknya dijamin sudah terbentuk dalam pikiran peserta didik.
Selaras dengan pendapat di atas, Hudoyo (1998: 6), bahwa pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah membantu peserta didik untuk membangun konsep-konsep / prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali. Transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi itu mudah terjadi bila pemahaman timbul karena terbentuknya skemata pada benak peserta didik.
Soedjadi (1999: 102), yang dimaksud peserta didik aktif belajar adalah: (1) optimalisasi interaksi antar unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran dan (2) optimalisasi keikutsertaan seluruh sense (indera, emosi, karsa, karya dan nalar) peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Pendekatan dan strategi pembelajaran matematika hendaklah mengikuti paedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Dengan demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh si pebelajar di bawah bimbingan guru (guided re-invention). (Depdiknas, 2002: 4).
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam memilih strategi pembelajaran matematika hendaklah: (1) dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar untuk menemukan konsep/prinsip/rumus/algoritma matematika di bawah bimbingan guru, (2) dimulai dari konkret ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks dan dari masalah kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik ke masalah yang universal (3) menjadikan pemecahan masalah sebagai pusat pembelajaran dan (4) melibatkan berbagai pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik.
Pembelajaran Cooperatif Model STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD).
1. Pengajaran, setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Peserta didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
3. Kuis, kuis diberikan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh peserta didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Penghargaan Kelompok, langkah selanjutnya pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.
Kerangka Berpikir
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep-konsep matematika haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model pembelajaran matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak usia SD. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para guru dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya, merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan matematika pada materi bangun datar kelas VA di SD Negeri Brebes 03 Tahun Pelajaran 2011/2012.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksakan di SD Negeri Brebes 03, sebagai subjek penelitian peserta didik kelas VA semester 1 tahun 2011/2012. Subjek tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa sekolah ini mewakili karakteristik lingkungan sebagian besar Sekolah Dasar di Kabupaten Brebes. Dengan menggunakan pembelajaran koperatif model STAD. Jumlah subjek 42 anak yang terdiri  20 laki-laki dan 22 perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan sejak April sampai Juli 2012.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode PTK yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah tiap siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan/observasi dan refleksi (reflection).
Penelitian ini mengambil indikator keberhasilan dari nilai tes tiap siklus pengamatan kerja siswa dalam bentuk lembar observasi. Indikator keberhasilan akan dicapai jika :
1. nilai tes dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
2. hasil tes siklus mencapai rata-rata lebih dari 70 sebagai KKM Matematika,
3. Peserta didik yang tuntas lebih dari  75 %.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi data kualitatif dan hasil ulangan tertulis tiap siklus baik secara individu maupun kelompok sebagai penilaian data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari ulangan sebanyak 2 kali secara individu. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari pengamatan tiap siklus sebagai data nontes.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian
      Hasil tes awal atau prasiklus di mana rata-rata tes awal adalah 61,79 (kurang dari KKM) Matematika kelas V A tahun pelajaran 2011/2012 adalah 70 dengan persentase ketuntasan sebesar 38,46 % dari 42 siswa yang tuntas hanya 15 siswa.
Tabel  4 Analisis Data Prasiklus
Jumlah Siswa
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
Rerata
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidak tuntasan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
42
15
27
61,79
38,46%
61,54%
80
30

      Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor di antaranya, guru kurang kreatif dalam menggunakan media dan metode pembelajaran, ketika mengajarkan materi Matematika, guru cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), RPP ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I. Pada awal siklus I guru menyampaikan apersepsi dan motivasi pembelajaran serta  menyampaikan tujuan pembelajaran. Materi bangun datar yang disajikan pada siklus I meliputi : segitiga, persegi, persegi panjang, trapesium dan jajargenjang. Dengan LKPD yang dibagikan tiap kelompok dan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Tabel  5 Analisis Data Siklus I

Jumlah Siswa
Tidak hadir
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
Rerata
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidak tuntasan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
42
1
22
19
67,60
43,90
56,10
70
24














Gambar 1 Guru sedang mengamati kerja kelompok peserta didik
Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat guru melakukan penelitian siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada awal siklus II siswa dikondisikan agar lebih siap dalam proses pembelajaran. Guru  menyampaikan apersepsi dan motivasi pembelajaran  dengan mempertanyakan materi sebelumnya dan kesan kerja kelompok pada siklus I. Guru menyampaikan perbaikan-perbaikan kerja kelompok agar mendapatkan hasil yang optimal. Selanjutnya setelah dibagi dalam beberapa kelompok, tiap kelompok diminta untuk mengamati gambar bangun datar yang meliputi belah ketupat, layang-layang, lingkaran dan elips.  dan mengerjakan tugas pada lembar kerja peserta didik (LKPD) dan kemudian mempresentasikan hasil pengamatan dan tugas pada lembar kerja peserta didik (LKPD). Bersama mitra peneliti, guru mengamati kegiatan diskusi dan aktivitas presentasi siswa selama berlangsungnya pembelajaran 









Gambar 2 Peserta didik sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok
Dari hasil tes siklus II diperoleh data nilai.
Jumlah Siswa
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
Rerata
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidak tuntasan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
42
39
3
82,14
90,47
9,53
100
60

Pembahasan Hasil Penelitian
Data Kuantitatif
Siklus I
      Berdasarkan hasil nilai tes siklus I diperoleh rata-rata 67,60 dengan persentase ketuntasan klasikal 43,90%  dan persentase ketidaktuntasan klasikal 56,10%. Dari data di atas pada siklus I mengalami peningkatan persentase ketuntasan dari prasiklus sebesar  5,44%. Banyaknya peserta didik yang mengalami ketuntasan juga semakin bertambah menjadi 22 peserta didik dari sebelumnya hanya 15 peserta didik.
Walaupun setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan coperative learning model STAD  terdapat peningkatan bahkan masuk dalam kategori cukup, tetapi hasilnya belum memuaskan. Oleh karena itu,  peneliti perlu mengadakan kegiatan berikutnya pada siklus II.
Siklus II
      Berdasarkan hasil nilai tes siklus II diperoleh rata-rata 82,14 dengan persentase ketuntasan klasikal 90,47%  dan persentase ketidaktuntasan klasikal 9,53%. Dari data di atas pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut pada persentase ketuntasan dari siklus I sebesar  46,57%%. Begitu juga banyaknya peserta didik yang mengalami ketuntasan juga semakin bertambah menjadi 39 peserta didik dari sebelumnya 22 peserta didik.
Jenis tagihan
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidaktuntasan
Prasiklus
61,79
80
30
38,46%
61,54%
Siklus I
67,60
70
24
43,90%
56,10%
Siklus II
82,14
100
60
90,47%
9,53

Diagram 1 Hasil Belajar Penelitian
Dari uraian siklus I dan siklus II dapat diambil simpulan bahwa penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu rata-rata klasikal telah memenuhi 70,00 dan banyaknya peserta didik yang mengalami ketuntasan lebih dari 75%. Dengan demikian pembelajaran koperatif model STAD dapat meningkat prestasi belajar matematika pada materi bangun datar kelas VA di SD Negeri Brebes 03 tahun 2011/2012.
Analisis Kualitatif
           Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis data nontes berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data kualitatif diperoleh melalui, angket, lembar pengamatan diskusi, wawancara, catatan harian guru dan siswa.
a.  Angket
Tabel 8 Hasil Analisis Angket Proses Pembelajaran Matematika
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya
Jarang
Tidak
1
Apakah anda senang mempelajari Matematika?
55%

45%
2
Jika guru sedang menerangkan pelajaran Matematika apakah anda selalu memperhatikan?
71%
29%

3
Dalam mengikuti pelajaran Matematika apakah anda dapat memusatkan perhatian dengan baik?
60%
40

4
Apakah anda aktif bertanya, bila penjelasan guru kurang jelas?
62%
31%
7%
5
Jika menemukan kesulitan dalam mempelajari Matematika apakah anda menanyakan kepada guru?
76%
19%
5%
6
Apakah pelajaran Matematika lebih anda utamakan daripada pelajaran yang lain?
33%

67%
7
Apakah anda senang membaca buku buku yang berhubungan dengan Matematika?
10%
19%
71%
8
Apakah anda selalu membuat rangkuman atau mencatat materi yang penting dari guru?
59%
31%
10%
9
Apakah anda selalu berusaha melengkapi catatan yang belum selesai dengan meminjam catatan dari teman
62%
33%
5%
10
Apakah anda merasa senang jika diberi tugas rumah tentang pelajaran Matematika?
43%

57%
11
Apakah pelajaran Matematika menurut anda merupakan pelajaran yang sulit?
59%

41%
12
Apakah anda merasa rugi jika anda tidak mengikuti pelajaran Matematika?
81%

19%
13
Apakah anda merasa senang jika guru mata pelajaran Matematika berhalangan hadir di kelas?
40%

60%
14
Jika anda diberi tugas Matematika oleh guru apakah anda berusaha mengerjakannya?
83%
17%

15
Apakah anda selalu mengerjakan tugas tugas Matematika dengan percaya diri?
40%
48%
12%
16
Jika teman anda mendapatkan nilai yang baik, apakah anda berusaha untuk   mendapatkan nilai seperti teman anda?
100%


17
Apakah anda berusaha membaca buku pelajaran Matematika sebelum guru menerangkannya?
17%
17%
64%
18
Apakah anda mempelajari pelajaran Matematika kembali yang telah diterangkan guru di kelas?
57%
33%
10%
19
Apakah anda mempelajari Matematika pada saat ulangan saja?
26%
14%
60%
20
Apakah anda selalu belajar Matematika dengan teratur di rumah?
79%
21%

Berdasarkan hasil angket di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika disenangi oleh para siswa 55%, perhatian siswa terhadap mata pelajaran  Matematika 71% menanyakan materi yang sulit 63%, Matematika bukan merupakan mata pelajaran yang sulit 59%,  siswa merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran Matematika 81%, dan kemauan belajar mata pelajaran Matematika di rumah 79%.
b. Diskusi
Tabel 10 Hasil Analisis Pengamatan Diskusi.
No.
Jumlah Siswa
Aktivitas Peserta
Sangat Baik
Baik
Cukup
1
42
Kemampuan bertanya
33%
36%
31%
2
42
Kemampuan mengemukakan pendapat
48%
21%
31%
3
42
Keaktifan diskusi
43%
29%
29%
4
42
Kerjasama
43%
31%
26%

Hasil analisis pengamatan diskusi menunjukkan bahwa target penelitian sudah tercapai. Peserta didik yang tergolong kategori sangat baik dan baik untuk kemampuan bertanya 69%. Sementara kemampuan mengemukakan pendapat 69%, sedangkan keaktifan diskusi 72% , serta kerjasama antarsiswa  dalam berdiskusi 74%.
c. Pedoman Catatan Harian Guru
       Catatan harian guru diisi oleh peneliti setiap pembelajaran siklus I dan siklus II selesai. Instrumen catatan harian guru berisi kesan peneliti terhadap (1) keaktifan siswa dalam pembelajaran coperative learning model STAD, (2) tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) respons siswa terhadap selama proses pembelajaran berlangsung, (4) Suasana pembelajaran, dan (5) kepercayaan diri siswa pada saat membacakan hasil diskusi 
       Hasil catatan harian guru menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif hal itu ditunjukkan banyaknya siswa yang bertanya pada materi yang sulit, tingkah laku siswa selama proses pembelajaran serius, senang dan bersemangat tetapi masih ada yang bergurau, respons terhadap tugas kelompok sebagian besar baik terutama ketika mengerjakan tugas, suasana pembelajaran juga kondusif dan siswa sebagian besar percaya diri pada saat pembacaan diskusi.
d. Catatan Harian siswa
          Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara peneliti menyampaikan pembelajaran. Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara peneliti menyampaikan materi pembelajaran bangun datar dengan coperative learning model STAD. Peneliti dapat memperoleh data secara jujur dan objektif dari siswa tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran coperative learning model STAD.

PENUTUP
Simpulan
       Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa  (1) penerapan model pembelajaran Coperative learning model STAD  dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SD Negeri Brebes 03. Hal ini ditunjukkan adanya kenaikan persentase ketuntasan yang signifikan 43,90% pada siklus I dan 90,47% pada siklus II, (2) penerapan model pembelajaran Coperative learning model STAD dapat dijadikan sebagai alternatif dalam rangka mengembangkan pembelajaran cooperatif (kerjasama kelompok)  untuk mata pelajaran Matematika, (3) penggunaan pembelajaran Coperative learning model STAD dapat meningkatkan kerjasama antarpeserta didik, tanggung jawab dan disiplin setiap individu, dan (4) penggunaan pembelajaran Coperative learning model STAD dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik baiksecara individu maupun kelompok.
Saran
       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan dunia pendidikan terutama pendidikan dasar. Sekolah hendaknya dapat mendorong dan memfasilitasi guru agar terrmotivasi untuk selalu berusaha mengembangkan model dan media pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga pada akhirnya pembelajaran menjadi bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung. Wacana Prima.
BSNP, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
BSNP, 2007. Standar Proses. Jakarata : BSNP
Depdiknas, 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif. Yogyakarta.
Hudoyo, Herman, 1988. Mengajar Matematika. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, P2LPTK Jakarta.
Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan  Kurikulum dan  Pembelajaran Matematika.  Malang :Universitas Negeri Malang.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Suherman, Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,  Bandung: Penerbit JICA- Universitas Pendidikan Indonesia.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta. Kanisius.
Winataputra, U.S. dan Rosita, T. 1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Sukahar?
Winkel?
Sudjana?







Lampiran
CURRICULUM VITAE

1. Nama                                   :    AKHMAD SYAMSAIDI, S.Pd.
2. NIP                                       :    19730501 199903 1 006
3. Tempat, tgl lahir                   :    Brebes, 1 Mei 1973
4. Jenis Kelamin                      :    Laki-laki
5. Pangkat/Gol. Datar              :    Penata, III c
6. Jabatan                                :    Guru
7. Unit kerja                             :    SD Negeri Brebes 03
8. Alamat unit kerja                  :    Jln. Jend, Sudirman 173 Brebes
     Telepon/Fax                         :    (0283) 671040     
     Website                                :    www.sdnbrebes03.sch.id
9. Alamat rumah                      :    Jln. KH. Mukhtar 60 Pasarbatang Brebes
     Ponsel                                  :    085727555255 / 081390037568
     Email                                    :    asyamsaidi@yahoo.com
10. Riwayat Pendidikan           :    1. MI Raudlatutholibin Brebes (1985)
                                                      2. MTs Negeri Brebes (1988)
                                                      3. SMAN I Brebes (1991)
                                                      4. D2 PGSD  IKIP Semarang (1997)
                                                      5. S1 Pendidikan Matematika UNNES (2004)
11. Pengalaman Penelitian yang relevan : Tugas Akhir S 1







[1]  Guru SD Negeri Brebes 03